Selasa, 29 Juli 2008

Ramuan Lidah Buaya

Hidup Sehat dengan meminum lidah buaya

Radang tenggorokan
Cara Meramu: 1 daun lidah buaya dicuci dan dikupas. Isinya dipotong-potong atau diblender. Tambahkan 1 sendok makan madu murni. Minum 3 kali sehari.

Ambeien
Cara Meramu: Setengah (1/2) batang daun lidah buaya dibuang durinya, dicuci, lalu diparut. Beri setengah (1/2) gelas air panas, kemudian peras. Tambahkan 2 sendok makan madu. Dalam keadaan hangat, minum 3 kali sehari.

Sembelit
Cara Meramu: Setengah (1/2) batang daun lidah buaya dicuci dan dikupas. Isinya dipotong kecil-kecil. Seduh dengan setengah (1/2) gelas air. Beri 1 sendok makan madu. Hangat-hangat dimakan 2 kali sehari.

Diabetes melitus
Cara Meramu: 2 batang daun lidah buaya, dicuci, dibuang durinya, dipotong-potong. Rebus dengan 3 gelas air, lalu saring. Minum 3 kali sehari sesudah makan, masing-masing setengah gelas.

Penurun kadar gula darah
Cara Meramu: 1 pelepah lidah buaya ukuran besar (kira-kira seukuran telapak tangan) dibersihkan dengan mengupas kulit dan durinya. Rendam sekitar 30 menit dalam air garam. Remas sebentar lalu bilas di bawah air yang mengalir (air kran). Rebus dengan 3 gelas air hingga mendidih. Dinginkan. Minum sebanyak 1/2 gelas, 2 sampai 3 kali sehari.

Penyubur rambut
Cara Meramu: 2 pelepah lidah buaya dicuci lalu kupas. Isinya digosokkan pada kulit kepala yang telah dikeramas pada sore hari. Bungkus dengan kain. Keesokan harinya rambut dibilas. Lakukan setiap hari selama 3 bulan.

Batuk (yang membandel)
Cara Meramu: 20 g daun lidah buaya dicuci, dikupas, dipotong-potong. Beri 2 sendok makan madu murni. Minum 2 kali sehari. Ulangi selama 10 hari. @ Suharso Rahman.

Jumat, 11 Juli 2008

Gangguan Kecemasan

Gangguan Panik Dan Agorafobia II


Pdpersi, Jakarta - Istilah "panik" berasal dari kata Pan, dewa Yunani yang setengah hantu, tinggal di pegunungan dan hutan, dan perilakunya sangat sulit diduga. Sedangkan agorafobia berasal dari bahasa Mesir yaitu agora dan phobos, berarti takut akan tempat berjualan.

Gangguan panik timbul pada usia muda dan dewasa (pertengahan -30an). dapat juga timbul pada usia muda dan usia lanjut. Sedangkan agorafobia terjadi pada usia berapa saja, dan perempuan lebih banyak dibanding kaum pria.. Pada umumnya agorafobia mengikuti suatu trauma.

Deskripsi gangguan panik pertama kali dikemukakan oelh Freud dalam kasus agorafobia. Sedangkan serangan panik merupakan ketakutan akan timbulnya serangan serta diyakini akan segera terjadi. Individu yang mengalami serangan panik berusaha untuk melarikan diri dari keadaan yang tidak pernah diprediksi.

Gangguan panik merupakan gangguan dengan sedikitnya ada tiga serangan dalam waktu tiga minggu. Pada saat itu penderita tidak dalam gangguan fisik yang berat, dan tidak pula dalam situasi yang mengancam kehidupanya. Serangan dapat terjadi dimana saja dan tidak hanya tercetus apabila dihadapkan kepada stimulus fobiak tertentu.

Gejala-gejala panik pertama kali ditulis oelh Rober Burton pada abad ke 17 dalam bukunya tentang Melankolia, gejala tersebut mirip sama dengan klasifikasi yang ditetapkan dalam SM IV. Pada tahun 1871 J.Da Costa menyebutkan "Jantung yang tergantung" dengan gejala-gejala kardiakal. Banyak diantara pasien panik, dalam keadaan sedemikian dan kemudia di diagnosa sebagai gangguan jantung.

Klien membuat suatu formula yang membagi tiga model fenomenologi gangguan panik yaitu:
  1. Serangan panik akut yang ditandai oleh timbulnya peningkatan aktivitas dari sistem saraf otonom. Terjadi secara mendadak dan spontan, diikuti dengan perasaan subyektif yang sangat menakutkan. Serangan ini berakhir 10 - 30 menit dan kemudian kembali pada fungsi semula.
  2. Gambaran yang kedua disebut dengan anxietas antisipasi (anticipatory anxiety), ditandai dengan perasaan takut bahwa suatu serangan akan timbul kembali. Keadaan ini jarang kembali ke taraf semula, karena sesudah serangan, pasien ada dalam kondisi anxietas yang kronis dan selalu akan mengantisipasi suatu onset serangan.
  3. Model ke tiga merupakan kondisi panik yang berkembang menjadi perilaku fobia menghindar (phobic avoidance). Pasien menjadi takut serangan, sehingga menghindar dari situasi yang dapat menyebabkan serangan akut. Tidak diketahui mengapa sebagian pasien dengan gangguanpanik berkembang menjadi fobia, sedangsebagian lainya tidak. Pendapat beberapa ahli dalam hal ini antara lain menyebutkan bahwa perilaku yang menghindar pada psien agorafobia adalah sekunder, yang merupakan akibat ketakutan akan timbulnya serangan panik yang akut. Meskipun demikian laporan dan penelitian biologik dan behavorial menyatakan bahwa banyak pasien mengalami serangan panik sebelum terjadi agorafobia.
Gejala serangan panik menunjukkan periode tertentu akan adanya rasa takut atau perasaan yang tidak nyaman di mana empat (atau lebih) gejala berikut ini terjadi secara tiba-tiba dan mencapai puncaknya dalam 10 menit. Gejala tersebut ditandai dengan palpitasi jantung yang berdebar kuat, atau kecepatan denyut jantung bertambah cepat, berkeringat, gemetar, nafas sesak atau tertahan, perasaan tercekik, nyeri dada atau perasaan tidak nyaman, mual atau gangguan perut, derealisasi atau depersonalisasi, ketakutan akan kehilangan kendali atau akan menjadi gila, rasa takut mati, dan menggigil atau panas.

Gejala agorafobia terdiri atas: kecemasan bila berada dalam suatu tempat atau situasi di mana kemungkinan sulit untuk meloloskan diri atau tidak dapat pertolongan jika mendapat serangan. Rasa takut agorafobiak biasanya tampil secara karakteristik yaitu berada di luar rumah, atau bepergian dengan bis, kereta atau mobil.

GANGGUAN KECEMASAN UMUM
Gangguan kecemasan umum ditandai dengan gejala kecemasan atau kekhawatiran yang berlebihan (harapan yang mengkhawatirkan). Serangan meliputi sejumlah kejadian atau aktivitas (pekerjaan, prestasi sekolah). Individu merasa sulit untuk mengendalikan ketakutanya.

FOBIA SOSIAL DAN FOBIA SPESIFIK
Fobia sosial merupakan parasaan takut akan mendapatkan penghinaan atau keadaan yang memalukan di depan publik. Dengan istilah yang gampang dimengertidan dikenal luas dalam kata-kata sehari-hari dinyatakan takut akan malu-maluin.

The World Assosiation Clinical Review (1996) mengatakan; "Seseorang dengan fobia sosial emmpunyai ketakutan yang tidak sesuai dan dinilai negatif terhadap situasi sosial".

Ketika situasi anxietas muncul pasien mengalami gejala somatik karena kecemasanya. Sebagai faktor pencetus timbulnya Fobia Sosial antara lain perkenalan,emenmui seseorang, menggunakan telpon, emndapat kunjungan, diperhatikan ketika melakukan sesuatu, digoda, makan bersama kenalan atau keluarga di rumah, menulis di depan orang lain, dan berbicara didepan umum.

Fobia spesifik adalah rasa takut yang jelas menetap terhadap suatu obyek-situasi tertentu, misalnya naik pesawat terbang, ketinggian, binatang, suntikan, dan melihat darah. Fobia spesifik merupakan perasaan takut terhadap hal-hal yang tidak termasuk dalam kriteria agorafobia atau fobia sosial.

KONTRA FOBIA (COUNTERPHOBIA ATTITUDE)
Otto Fenichel (1945) meminta perhatian terhadap kenyataan bahwa kecemasan dapat disembuyikan dengan pola sikap dan perilaku yang mencerminkan suatu penyaangkalan terhadap obyek atau situasi yang ditakuti yang sebenarnya berbahaya. Dasar dari fenomena ini merupaan kebalikan dari situasi yang sebenarnya dan merupakan sikap melakukan perlawanan terhadap lingkungan di luar dirinya, dan ingin menguasai apa yang ditakutinya.

Orang dengan fobia akan mencari-cari situasi bahaya akan melawan dengan hebat terhadap situasi tersebut, seperti berperilaku aktif dalam erolah raga dengan risiko tinggi, seperti terjun payung dan mendaki gunung. Pola tersebut merupakan tindakan sekunder terhadap kecemasan fobik dan menggunakan sebagai cara normal untuk mengatasi situasi yang secara realistik sebenarnya berbahaya.

GANGGUAN OBSESSIF KOMPULSIF
Gangguan ini ditandai dengan gejala pengulangan pikiran, kata-kata atau perbuatan yang tampaknya tidak beralasan, yang irasionalitasnya disadari, namun tidak dapat dicegah atau dielakkan oleh yang bersangkutan.

banyak terjadi pada usia remaja atau dewasamuda (18 - 24 tahun) dengan catatan sosial ekonomi rendah, bercerai, hidup sendiri, dan tidak bekerja.

GANGGUAN STRESS
Dua kondisi seperti yang dipaparkan di bawah ini merupakan klasifikasi gangguan yang baru disusun pada dekade tahun 80 an yang lalu, masing-masing terdiri dari:

Gangguan Stress Akut
Seseorang terpapar dengan suatu kejadian traumatik, yang mana orang tersebut menyaksikan atau dihadapkan dengan suatu kejadian berupa ancaman kematian, cedera yang serius, atau ancaman terhadap integritas fisik diri sendiri atau orang lain. Respon terhadap jekadian tersebut berupa gangguan cemas yang kuat dan merasa tidak berdaya.

Selama mengalami kejadian yang menakutkan, memiliki tiga (atau lebih) gejala disosiatif berikut: yaitu kaku, tidak ada responsivitas emosi, penurunan kesadaran terhadap sekelilingnya, derealisasi, depresonalisasi, amnesia disosiatif (ketidakmampuan untuk mengingan aspek penting dari trauma).

Kejadian traumatik, secara menetap akan dialami kembali dalam bentuk bayangan, pikiran, mimpi, ilusi, episode kilas balik yang rekuren, terhadap peristiwa tersebut. Hal ini dapat merupakan perasaan yang berkaitan dengan pengalaman trauma, dalam bentuk, misalnya gejala kecemasan, yang nyata atau terjadi peningkatan kewaspadaan (sulit tidur, iritabilitas, konsentrasi buruk, respon yang berlebihan, dan kegelisahan motorik).

Gangguan akan menimbulkan gangguan dalam fungsi sosial, sehingga karenanya akan mengganggu kamampuan individu mengerjakan tugas yang diperlukan. Gangguan ini berlangsung selama dua hari dan maksimal empat minggu dan terjadi dalam empat minggu setelah kejadian traumatik, yang katastropik.

Gangguan Stress Pascatrauma
Tiga tanda utama paad gangguan stres pascatrauma terhadap kejadian katastrofik (kejadian di luar pengalaman yang umumnya dihadapi manusia), seperti misanya:
  1. Pengalaman trauma yang muncul kembali dalam mimpi atau pikiran-pikiran tentang kejadian tersebut.
  2. Emosi yang tumpul dalam kehidupan atau hubungan interpersonal.
  3. Terdapat gejala-gejala otonom yang tidak stabil, depresi dan gangguan kognitif seperti misalnya kesukaran untuk

Artikel Lainnya :
DOKTER ANAK MASA DEPAN
Dr Widodo Judarwanto Spa
Pembiayaan Kesehatan dan Kenaikan Harga BBM
Dr Widodo judarwanto SpA
Dokter Untuk Bangsa
Dr Widodo Judarwanto SpA
Enterovirus 71, Si Pembawa Maut
Dr Widodo Judarwanto SpA,
Permasalahan Alergi Susu Sapi
Oleh dr Widodo Judarwanto, SpA

Kamis, 10 Juli 2008

diet sehat dengan buah


Diet Sehat Dengan Buah


Mengonsumsi buah-buahan

Salah satu program diet yang aman bagi tubuh adalah diet dengan lebih banyak mengonsumsi sayuran dan buah segar. Program ini jauh lebih baik karena dari sayuran dan buah segar banyak ditemukan fiber atau serat sebagai komponen makanan yang penting untuk diet. Konsumsi buah dan sayuran dalam jumlah tinggi itu dapat pula menghindarkan manusia dari serangan jantung dan kanker.

Daftar 10 buah-buahan yang bermanfaat bagi kesehatan dan kandungan nutrisinya:

Apel

Apel mengandung karbohidrat terutama ketika sedang tumbuh dan kaya pectin (sejenis serat). Apel mengandung flavonol yang disebut quercetin yang dalam beberapa penelitian memiliki bahan antikanker. Quercetin juga mengandung bahan antiradang sehingga bermanfaat bagi penyakit seperti arthritis. Sedangkan kandungan gizinya, apel mengandung vitamin C tapi tidak sebanyak buah jeruk.

Stroberi

Stroberi mengandung ellagic acid sebagai antioksidan. Dalam beberapa penelitian ellagic acid terbukti dapat menghalangi pertumbuhan tumor dalam paru-paru, osephagus, payudara, cervix dan lidah. Sebagai obat tradisional, stroberi diyakini memiliki antibakteri dan digunakan sebagai pembersih sistem pencernaan. Stroberi banyak mengandung vitamin C.

Pisang

Pisang merupakan sumber vitamin B6 yang dibutuhkan untuk membuat serotonin dalam otak. Serotonin berfungsi mengurangi rasa sakit, menekan nafsu makan, dan membuat merasa relaks dan mengurangi ketegangan. Sebagai obat tradisional, pisang digunakan untuk menyembuhkan bisul perut. Tidak seperti buah-buahan lain, pisang mengandung banyak karbohidrat, sedikit mengandung karotin dan vitamin C namun kaya potasium.

Melon

Melon mengandung gula yang tinggi dan lycopene yang berfungsi sebagai antikanker. Melon merah dan oranye juga mengandung carotenoid yang dapat melindungi sel tubuh terhadap kerusakan free radical dan dapat juga diubah menjadi vitamin A dalam tubuh. Melon merupakan sumber carotenoid dan juga mengandung vitamin C.

Jeruk

Jeruk mengandung phytochemical yang disebut hesperidin yang berfungsi sebagai antioksidan. Jeruk juga sumber pectin yang berfungsi menurunkan tekanan darah dan termasuk buah rendah serat namun sumber vitamin C dan folate.

Mangga

Mangga mengandung carotenoid yang disebut beta crytoxanthin, sebuah antioksidan yang dapat melindungi terhadap beberapa jenis kanker seperti kanker usus dan kanker tulang tengkuk. Mangga termasuk buah yang kaya carotenoid, serat, dan vitamin C.

Kiwi

Kiwi mengandung pigmen yang disebut chlorophyll yang memberikan buah tersebut warna hijau. Kiwi dapat diubah menjadi sebuah senyawa yang memiliki kemampuan mengikat kanker. Satu buah kiwi sudah cukup untuk memenuhi persyaratan konsumsi vitamin C orang dewasa.

Plum

Plum mengandung phytochemical yang disebut ferulic acid, yang memiliki senyawa antikanker. Penelitian menujukkan banyak konsumsi ferulic acid dapat membantu menurunkan risiko kanker usus. Plum merupakan buah yang kaya serat dan potasium.

Anggur

Kulit anggur mengandung phytochemical yang disebut resveratrol yang terbukti dapat meningkatkan kesehatan jantung, antikanker, antibakteri, dan mengandung antioksidan. Anggur memiliki kandungan serat dan vitamin C yang rendah.

Nanas

Nanas mengandung enzim bromelain yang memiliki kemampuan untuk menguraikan protein. Nanas sering dipakai sebagai bahan pelunak daging selain berguna membantu pencernaan, menguraikan pembekuan darah, mencegah sinusitis, dan infeksi saluran kencing. Nanas merupakan sumber vitamin C dan serat serta mengandung kadar gula yang tinggi.

Lima kesalahan yang biasa dilakukan saat melakukan program diet

1. Menjarangkan makan pagi

Sarapan dengan memilih makanan tepat di pagi hari sangat penting bagi tubuh untuk menyuplai energi yang diperlukan untuk menghadapi rutinitas pagi agar terhindar dari mengonsumsi makanan ringan bergula atau berlemak ketika merasa lapar.

2. Makanan bebas lemak berlebihan

Sebenarnya makanan bebas lemak tidak berarti makanan itu mengandung kalori rendah.

3. Konsumsi salad

Salad mengandung kalori yang tinggi seperti halnya hamburger apalagi bila sayuran itu ditutupi dengan keju, roti kering, dan kuah berlemak tinggi.

4. Memilih jus dibanding apel atau jeruk

Mengonsumsi buah-buahan segar jauh lebih baik karena banyak ditemukan fiber atau serat sebagai komponen makanan yang penting untuk diet.

5. Mengetatkan konsumsi kalori

Rata-rata tubuh membutuhkan 1.200 sampai 1.500 kalori setiap hari untuk bisa berfungsi. Jika dilakukan pengetatan kalori, akan memperlambat metabolisme tubuh yang berakibat menimbulkan masalah kesehatan seperti anemia.


Sumber: http://www.suarapembaruan.com

kaker payudara


Kaker Payudara

adalah kanker pada jaringan payudara. Ini adalah jenis kanker paling umum yang diderita kaum wanita. Kaum pria juga dapat terserang kanker payudara, walaupun kemungkinannya lebih kecil dari 1 di antara 1000. Pengobatan yang paling lazim adalah dengan pembedahan dan jika perlu dilanjutkan dengan kemoterapi maupun radiasi.

1.1. Definisi

1.1.1. Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. (http://www.mediasehat.com/utama07.php)

1.1.2. Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17 (http://www.tempo.co.id/medika/arsip/082002/pus-3.htm)

1.2. Patofisiologi

1.2.1. Transformasi Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi dan promosi.

· pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.

· pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

1.2.2. Stadium Stadium penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat jauh Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT Scan, scintigrafi dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistim TNM yang direkomendasikan oleh UICC(International Union Against Cancer dari WHO atau World Health Organization) / AJCC(American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons).

Ø Pada sistim TNM dinilai tiga faktor utama yaitu "T" yaitu Tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu Node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T,N,M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi , juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA) . Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut :

• T (Tumor size), ukuran tumor :

  • T 0 : tidak ditemukan tumor primer
  • T 1 : ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
  • T 2 : ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
  • T 3 : ukuran tumor diameter > 5 cm
  • T 4 : ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya , dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama

• N (Node), kelenjar getah bening regional (kgb) :

  • N 0 : tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak / aksilla
  • N 1 : ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
  • N 2 : ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
  • N 3 : ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum

• M (Metastasis) , penyebaran jauh :

  • M x : metastasis jauh belum dapat dinilai
  • M 0 : tidak terdapat metastasis jauh
  • M 1 : terdapat metastasis jauh

Ø Setelah masing-masing faktot T,.N,M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan didapatkan stadium kanker sebagai berikut :

  • Stadium 0 : T0 N0 M0
  • Stadium 1 : T1 N0 M0
  • Stadium II A : T0 N1 M0 / T1 N1 M0 / T2 N0 M0
  • Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0
  • Stadium III A : T0 N2 M0 / T1 N2 M0 / T2 N2 M0 / T3 N1 M0 / T2 N2 M0
  • Stadium III B : T4 N0 M0 / T4 N1 M0 / T4 N2 M0
  • Stadium III C : Tiap T N3 M0
  • Stadium IV : Tiap T-Tiap N -M1

1.3. Gejala Klinis Gejala klinis kanker payudara dapat berupa

o Benjolan pada payudara Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, makin lama makin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.

o Erosi atau eksema puting susu Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu makin lama makin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah.

o Pendarahan pada puting susu.

o Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul kalau tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau kalau sudah ada metastase ke tulang-tulang.

o Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990). Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:

§ Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);

§ Adanya nodul satelit pada kulit payudara;

§ Kanker payudara jenis mastitis karsinimatosa; • terdapat model parasternal;

§ Terdapat nodul supraklavikula;

§ Adanya edema lengan;

§ Adanya metastase jauh;

§ Serta terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama lain

1.4. Faktor Resiko

Menurut Moningkey dan KodimPenyebab spesifik kanker payudara masih belum diketahui, tetapi terdapat banyak faktor yang diperkirakan mempunyai pengaruh terhadap terjadinya kanker payudara diantaranya:

1.4.1. Faktor reproduksi Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara. Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis.

1.4.2. Penggunaan hormon Hormon eksogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang bermakna pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker ini sebelum menopause. 1.4.3. Penyakit fibrokistik Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.

1.4.4. Obesitas Terdapat hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini.

1.4.5. Konsumsi lemak Konsumsi lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Willet dkk., melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34 sampai 59 tahun. 1.4.6. Radiasi Eksposur dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur.

1.4.7. Riwayat keluarga dan faktor genetik Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan ini pada wanita yang keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen suseptibilitas kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun.

1.5. Pengobatan Kanker

Ada beberapa pengobatan kanker payudara yang penerapannya banyak tergantung pada stadium klinik penyakit (Tjindarbumi, 1994), yaitu:

§ Mastektomi Mastektomi adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992):

§ Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.

§ Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.

§ Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.

§ Penyinaran/radiasi Yang dimaksud radiasi adalah proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi (Denton, 1996). Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi

§ Kemoterapi Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak hanya sel kanker pada payudara, tapi juga di seluruh tubuh (Denton, 1996). Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.

1.6. Strategi Pencegahan

Pada prinsipnya, strategi pencegahan dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu pencegahan pada lingkungan, pada pejamu, dan milestone. Hampir setiap epidemiolog sepakat bahwa pencegahan yang paling efektif bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi kesehatan dan deteksi dini. Begitu pula pada kanker payudara, pencegahan yang dilakukan antara lain berupa:

1.6.1. Pencegahan primer Pencegahan primer pada kanker payudara merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan karena dilakukan pada orang yang "sehat" melalui upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup sehat.

1.6.2. Pencegahan sekunder Pencegahan sekunder dilakukan terhadap individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker payudara. Setiap wanita yang normal dan memiliki siklus haid normal merupakan populasi at risk dari kanker payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan deteksi dini. Beberapa metode deteksi dini terus mengalami perkembangan. Skrining melalui mammografi diklaim memiliki akurasi 90% dari semua penderita kanker payudara, tetapi keterpaparan terus-menerus pada mammografi pada wanita yang sehat merupakan salah satu faktor risiko terjadinya kanker payudara. Karena itu, skrining dengan mammografi tetap dapat dilaksanakan dengan beberapa pertimbangan antara lain: • Wanita yang sudah mencapai usia 40 tahun dianjurkan melakukan cancer risk assessement survey. • Pada wanita dengan faktor risiko mendapat rujukan untuk dilakukan mammografi setiap tahun. • Wanita normal mendapat rujukan mammografi setiap 2 tahun sampai mencapai usia 50 tahun. Foster dan Constanta menemukan bahwa kematian oleh kanker payudara lebih sedikit pada wanita yang melakukan pemeriksaan SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dibandingkan yang tidak. Walaupun sensitivitas SADARI untuk mendeteksi kanker payudara hanya 26%, bila dikombinasikan dengan mammografi maka sensitivitas mendeteksi secara dini menjadi 75%. 1.6.3. Pencegahan Tertier Pencegahan tertier biasanya diarahkan pada individu yang telah positif menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat penderita kanker payudara sesuai dengan stadiumnya akan dapat mengurangi kecatatan dan memperpanjang harapan hidup penderita. Pencegahan tertier ini penting untuk meningkatkan kualitas hidup penderita serta mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan pengobatan. Tindakan pengobatan dapat berupa operasi walaupun tidak berpengaruh banyak terhadap ketahanan hidup penderita. Bila kanker telah jauh bermetastasis, dilakukan tindakan kemoterapi dengan sitostatika. Pada stadium tertentu, pengobatan diberikan hanya berupa simptomatik dan dianjurkan untuk mencari pengobatan alternatif.


Sumber : www.wikipedia.com